Jakarta kali ini
Tak terencana sama sekali untuk membuat cerita sepenggalan potret Jakarta kali ini. tak terencana juga akan bercerita seperti apa. yang pasti aku hanya ingin melangkahkan kaki kemudian menanam bayangan sepatuku pada setiap rute perjlananku.
ditemani rekan kerja,akupun bergegas. bergeser dengan lugas dari halte ke halte dari selatan menuju pusat Jakarta.
waktu bergerak seiring pandanganku yang mulai kabur. banyak orang beraktifitas bnyak orang berdesakan.
Angin berhembus kencang di halte transit pertama. bergeming sejenak teringat Puisinya Umbu Landu Paranggi yang berjudul Apa ada angin di Jakarta? secara gamblang aku menjawab dalam hati ada ya ada. Tp pasti bukan angin yg dimaksud umbu adalah yg kurasakan ini.
Sementara itu rekanku menikmati kemegahan gerung di kiri kanannya sampil sesekali mengambil potret untuk ia post di instagram.
dari sini tak ada lagi narasi pengantar cerita. Aku tak sempat menulisnya saat hujan terus mengguyur sisi barat Monumen Nasional.
dari perjalanan ini ternyata aku harus mengedit narasi di awal menjadi “Secuil kecil dari sepenggal potret Jakarta”
No comments :
Write komentar